Minggu, 23 September 2012

4.Laporan arus kas

PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas umum negara/kas daerah selama periode tertentu. Pada dasarnya aktivitas keuangan pemerintah sebagian besar merupakan penerimaan dan pengeluaran kas negara/daerah dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran yang ditetapkan. Bahkan penentuan adanya hak dan kewajiban pemerintah diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari kas umum negara/kas daerah. Hal ini sesuai dengan basis yang dianut yaitu basis kas menuju akrual.
Laporan Arus Kas menggambarkan arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Arus kas masuk dapat berasal dari penerimaan tunai pendapatan, penjualan aset tetap, pencairan dana cadangan, penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, pinjaman bahkan penerimaan atas potongan pembayaran yang dilakukan pemerintah (PFK). Arus kas keluar misalnya pembayaran tunai belanja pegawai,  belanja modal, pembayaran cicilan hutang, pemberian pinjaman, pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah, dan penyetoran kepada pihak ketiga (PFK) atas pemotongan yang telah dilakukan.
Penerimaan dan pengeluaran kas dalam Laporan Arus Kas disajikan berdasarkan aktivitas-aktivitas keuangan pemerintahan. Penerimaan dan pengeluaran dikelompokkan berdasarkan aktivitas tersebut. Aktivitas tersebut terdiri dari aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, aktivitas  pembiayaan, dan aktivitas nonanggaran.  Hal ini berbeda dengan penyajian yang ada dalam Laporan Realisasi Anggaran.
Pada dasarnya penerimaan dan pengeluaran yang tercantum dalam Laporan Arus Kas sama dengan penerimaan dan pengeluaran  yang ada dalam Laporan Realisasi Anggaran. Pendapatan dan belanja juga penerimaan dan pengeluaran pembiayaan seperti yang tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran diakui berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas di kas negara/daerah. Hal ini disebabkan basis yang dianut dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran yaitu basis kas.
Akan tetapi ada transaksi keuangan pemerintah yang menimbulkan penerimaan dan pengeluaran kas tetapi tidak dianggarkan. Artinya transaksi tersebut tidak tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran. Transaksi atau aktivitas ini disebut transaksi nonanggaran. Transaksi ini sebenarnya merupakan penerimaan kas untuk dan atas nama pihak lain yang harus diserahkan kepada pihak tersebut. Oleh karena itu transaksi ini disebut transaksi perhitungan pihak ketiga (PFK). Misalnya, pemerintah daerah diwajibkan memungut pajak penghasilan atas pembayaran gaji atau honor yang dilakukan. Pemungutan tersebut untuk dan atas nama Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak) dan harus disetor kepada Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak). Transaksi ini merupakan arus masuk dan keluar kas dan mempengaruhi posisi kas tetapi tidak masuk dalam Laporan Realisasi Anggaran.
Transaksi nonanggaran menjadi faktor yang membedakan substansi Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Hal lain yang membedakan adalah penyajian. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam Laporan Realisasi Anggaran diklasifikasikan berdasarkan jenis belanja sedangkan penyajian dalam Laporan Arus Kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitas keuangan pemerintahan.
Pengertian kas dan setara kas yang ada dalam Laporan Realisasi Anggaran sama dengan pengertian kas dan setara kas dalam neraca. Dalam Laporan Arus Kas terdapat tiga jenis kas yang mempunyai nama dan jenis yang sama dalam neraca. Jenis kas dan setara kas yang dimaksud untuk Pemda adalah Kas di Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran, dan Kas di Bendahara Penerimaan. Saldo-saldo yang ditunjukkan dalam Laporan Arus Kas harus menunjukkan jumlah yang sama dalam neraca.
BENTUK DAN STRUKTUR LAPORAN ARUS KAS
            Bentuk dan struktur Laporan Arus Kas merupakan kerangka atau acuan dalam penyajian Laporan Arus Kas. Bentuknya terdiri dari uraian berbagai aktivitas yang disajikan secara stafel diurutkan dari atas ke bawah. Penyajian didahului dengan arus kas masuk dan keluar berbagai aktivitas. Kemudian disajikan saldo awal dan saldo akhir kas.
            Struktur Laporan Arus Kas terdiri dari  arus masuk dan keluar kas berbagai aktivitas.  Dari arus masuk dan arus masuk setiap aktivitas akan diperoleh arus kas bersih dari setiap aktivitas. Arus kas bersih setiap aktivitas dijumlahkan sehingga diperoleh kenaikan atau penurunan kas. Jika arus penjumlahan arus kas bersih setiap aktivitas positif berarti ada kenaikan kas. Sebaliknya jika penjumlahan arus kas bersih setiap aktivitas negatif maka terjadi penurunan kas. Kenaikan atau penurunan kas akan ditambahkan dengan saldo akhir sehingga diperoleh saldo akhir. Saldo akhir yang dihasilkan dari penjumlahan ini harus sama dengan yang tercatat di neraca untuk masing-masing akun yang berkaitan.
            Aktivitas yang dijadikan dasar dalam penyajian Laporan Arus Kas terdiri dari aktivitas operasi, aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran. Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.
            Aktivitas investasi aset nonkeuangan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan aset nonkeuangan lainnya. Aktivitas pembiayaan adalah aktivitas penerimaan kas yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi investasi jangka panjang, piutang jangka panjang, dan utang pemerintah sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran.    Aktivitas nonanggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan  pemerintah.
            Aktivitas-aktivitas dalam penyajian Laporan Arus Kas diuraikan lebih rinci sebagai berikut:
a.   Aktivitas Operasi
            Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus masuk kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari:
1.   Penerimaan Perpajakan;
2.   Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
3.   Penerimaan Hibah;
4.   Penerimaan Bagian Laba perusahaan negara/daerah dan Investasi Lainnya; dan
5.   Transfer masuk.
Arus keluar kas untuk aktivitas operasi  terutama digunakan untuk pengeluaran:
1.   Belanja Pegawai;
2.   Belanja Barang;
3.   Bunga;
4.   Subsidi;
5.   Bantuan Sosial;
6.   Hibah;
7.   Belanja Lain-lain; dan
8.   Transfer keluar.
            Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang sifatnya sama dengan  persediaan, yang dibeli untuk dijual, maka perolehan dan penjualan surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
            Jika entitas pelaporan mengotorisasikan dana untuk kegiatan suatu entitas lain, yang peruntukannya belum jelas apakah sebagai modal kerja, penyertaan modal, atau untuk membiayai aktivitas periode berjalan, maka pemberian dana tersebut harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Kejadian ini dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
b.   Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan
            Arus kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumber daya  ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan  terdiri dari:
1.   Penjualan Aset Tetap;
2.   Penjualan Aset Lainnya.
Arus keluar kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan terdiri dari :
1.   Perolehan Aset Tetap;
2.   Perolehan Aset Lainnya.
C. Aktivitas pembiayaan
            Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas pemerintah  dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:
1.   Penerimaan Pinjaman;
2.   Penjualan Surat Utang Negara Pemerintah;
3.   Hasil Privatisasi Perusahaan Negara/Daerah;
4.   Penjualan Investasi Jangka Panjang Lainnya; dan
5.   Pencairan Dana Cadangan.
Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:
1.   Pembayaran Cicilan Pokok Utang;
2.   Pembayaran Obligasi Pemerintah;
3.   Penyertaan Modal Pemerintah;
4.   Pemberian Pinjaman Jangka Panjang; dan
5.   Pembentukan Dana Cadangan.

D. Aktivitas nonanggaran
       Arus kas dari aktivitas nonanggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas nonanggaran antara lain Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan  kiriman uang. PFK menggambarkan  kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan mutasi kas antar rekening kas umum negara/daerah.
       Arus masuk kas dari aktivitas nonanggaran meliputi penerimaan PFK dan kiriman uang masuk. Sedangkan, arus keluar kas dari aktivitas nonanggaran meliputi pengeluaran PFK dan kiriman uang keluar.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
a. Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa aktivitas operasi meliputi siklus kegiatan jangka pendek yang merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan rugi/laba dikelompokkan kedalam golongan ini. Adapun arus kas masuk lainnya yang berasal dari kegiatan operasional misalnya :
• Penerimaan tunai dari langganan yang merupakan hasil dari penjualan barang dan jasa.
• Penerimaan tunai dari langganan yang merupakan pendapatan bunga atas piutang yang ada.
• Penerimaan tunai dari pendapatan deviden.
• Penerimaan reund (pengembalian dana) dari suplier
Arus kas keluar misalnya :
• Kas yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang akan dijual.
• Pembyaran hutang dan bunga atas hutang-hutang perusahaan tersebut baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang.
• Pembayaran pajak penghasilan pada pemerintah atas keuntungan yang diperoleh perusahaan dan pembayaran kewajiban serta denda lainnya.
• Pembayaran gaji, juga seluruh pembayaran tunai yang tidak berasal dari transaksi investasi atau pendanaan seperti pengembalian dana kepada langganan dan sumbangan, pembayaran tuntutan di pengadilan dan lainnya.
Contohnya :
Dijual persediaan dengan harga Rp. 250.000
Diterima uang tunai sebesar Rp. 325.000 atas penagihan piutang beserta bunga
Dibayar hutang dagang sebesar Rp. 100.000
Dibayar hutang gaji sebesar Rp. 300.000
Maka, arus kas dari operasi adalah sebagai berikut :
Arus kas dari operasi :
Sumber Kas :
Penjualan persediaan………………………………. Rp. 250.000
Penerimaan piutang dagang…………………….. Rp. 300.000
Penerimaan piutang bunga……………………… Rp. 25.000
Total penerimaan kas………………….. Rp. 575.000
Pengeluaran Kas :
Pembayaran hutang dagang……………………. Rp. 100.000
Pembayaran hutang gaji ………………………… Rp. 300.000
Total pengeluaran kas………………… Rp. 400.000
Arus kas bersih dari operasi……………….. Rp. 175.000
MENYIAPKAN LAPORAN ARUS KAS
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar